
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia mencatat penurunan harga ayam broiler yang cukup drastis. Pedagang kini menjual ayam broiler seharga hanya Rp25 ribu per kilogram, jauh di bawah harga normal yang biasanya berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram. Banyak masyarakat, terutama konsumen rumah tangga dan pelaku usaha kuliner kecil, menyambut penurunan harga ini dengan gembira.
Namun di balik turunnya harga ayam broiler tersebut, terdapat cerita lain yang menyedihkan dari para peternak lokal. Banyak dari mereka mengaku mengalami kerugian akibat harga jual yang tak sebanding dengan biaya produksi.
Ayam Broiler Murah, Konsumen Senang
Banyak masyarakat merasa terbantu dengan penurunan harga ayam broiler. Salah satu pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengatakan bahwa permintaan ayam potong meningkat tajam sejak harganya turun.
“Biasanya saya bisa jual 30 ekor ayam dalam sehari. Sekarang bisa sampai 50 ekor,” ujar Sari, pedagang ayam potong yang sudah berjualan selama 10 tahun.
Ayam broiler dengan harga Rp25 ribu per kg dinilai sangat terjangkau, terlebih di tengah kenaikan harga bahan pokok lainnya seperti beras dan minyak goreng. Beberapa pelaku usaha mikro seperti penjual ayam geprek dan warung makan rumahan mengaku bisa meningkatkan margin keuntungan mereka.
Dampak Penurunan Harga pada Peternak Ayam Broiler
Sayangnya, tidak semua pihak merasakan manfaat dari kondisi ini. Peternak ayam broiler di berbagai daerah justru mengalami tekanan berat. Biaya pakan, vaksinasi, dan operasional kandang masih tinggi. Bila harga jual ayam broiler terus berada di kisaran Rp25 ribu per kilogram, maka banyak peternak akan terancam bangkrut.
Darto, peternak asal Blitar, Jawa Timur, menyampaikan keluhannya.
“Harga pakan saja sudah hampir Rp9 ribu per kilogram. Belum lagi vitamin, listrik, dan tenaga kerja. Kalau ayam dijual Rp25 ribu, jelas kami rugi.”
Faktor Penyebab Harga Ayam Broiler Anjlok
Beberapa faktor memengaruhi turunnya harga ayam. Salah satunya adalah overproduksi atau kelebihan pasokan di tengah permintaan yang stagnan. Produksi ayam meningkat karena banyak peternak yang menggandakan jumlah ternak mereka saat harga sempat tinggi beberapa bulan lalu.
Selain itu, distribusi ayam hidup dari peternak ke rumah potong hewan juga mengalami kendala. Beberapa perusahaan besar unggas mendistribusikan ayam dalam jumlah besar ke pasar tradisional, yang kemudian menyebabkan banjir stok dan penurunan harga.
Terkait hal ini, Kementerian Pertanian telah menyatakan bahwa mereka tengah memantau situasi pasar ayam dengan cermat. Pemerintah disebut sedang merumuskan strategi jangka pendek dan panjang agar harga tetap stabil dan peternak tidak dirugikan.
Tindakan Pemerintah: Stabilkan Harga Ayam Broiler
Menanggapi fenomena harga ayam murah, pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, akan memanggil para pelaku industri perunggasan. Tujuannya adalah menyusun kebijakan pengendalian produksi dan distribusi agar harga ayam bisa kembali pada level wajar.
Selain itu, pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk memberi subsidi pakan kepada peternak kecil. Dengan adanya intervensi ini, diharapkan harga ayam tidak lagi turun ke titik merugikan.
Baca Juga: Minyak Terbaru Shell Jual Di Semua SPBU Indonesia
Antara Konsumen dan Produsen: Mencari Titik Keseimbangan Harga Ayam Broiler
Kondisi saat ini menjadi ujian bagi seluruh rantai pasok industri unggas di Indonesia. Di satu sisi, harga ayam yang murah menguntungkan konsumen. Di sisi lain, kondisi ini merugikan produsen kecil yang berjuang untuk tetap bertahan.
Pemerintah, pengusaha, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menjaga keberlangsungan industri ayam di Indonesia. Mereka dapat menerapkan solusi jangka panjang seperti menetapkan kuota produksi, memantau distribusi secara langsung, dan memberikan insentif fiskal kepada peternak kecil.
Kesimpulan
Turunnya harga ayam menjadi Rp25 ribu per kilogram memang membawa dampak positif bagi konsumen, namun di sisi lain bisa melumpuhkan usaha peternakan rakyat. Jika tidak ada intervensi yang tepat dari pemerintah dan pelaku industri, maka kondisi ini bisa menimbulkan krisis baru di sektor peternakan.
Distribusi dan produksi ayam perlu diawasi secara ketat untuk menjaga kestabilan harga. Konsumen juga perlu bersikap bijak saat berbelanja dan memperhatikan asal-usul produk yang mereka konsumsi.